Seorang karyawan Amerika yang berjiwa wirausaha melakukan perjalanan ke Milan, Italia, dan mengunjungi bar kopi lokal. Dia kembali ke Seattle dengan penuh inspirasi dan takjub, mungkin tidak menyadari bahwa dia akan menciptakan raksasa kopi global. Inilah awal sejarah Starbucks, dan orang ini tidak lain adalah Howard Schultz.
Dulunya merupakan kedai kecil yang menjual biji kopi untuk dibawa pulang, Starbucks mengubah konsepnya menjadi kedai kopi, yang terinspirasi oleh budaya kopi Italia. Saat ini, ia memiliki lebih dari 30.000 toko di seluruh dunia, yang menyajikan ribuan cangkir kopi yang baru diseduh dan minuman khas lainnya. Para ahli di Business2Community telah mengumpulkan tanggal dan acara penting untuk menguraikan bagaimana Starbucks menjadi merek kopi global.
Sejarah Starbucks – Tanggal-tanggal Penting
- Gerald Baldwin, Gordon Bowker, dan Zev Siegl mendirikan Starbucks pada tahun 1971.
- Perusahaan Howard Schultz, Il Giornale, mengakuisisi Starbucks pada tahun 1987, dan mulai membuka kedai kopi yang terinspirasi oleh bar kopi Italia.
- Starbucks melakukan penawaran umum perdana pada tahun 1992, dengan harga $17 per saham.
- Pada tahun 1996, Starbucks membuka toko pertamanya di luar Amerika Utara, mengambil langkah besar menuju global.
- Pada tahun 2024, Starbucks memiliki kapitalisasi pasar lebih dari $100 miliar, termasuk dalam 150 perusahaan teratas di seluruh dunia.
Siapa yang Mendirikan Starbucks?
Gerald Baldwin, Gordon Bowker, dan Zev Siegl mendirikan Starbucks pada tahun 1971. Mereka semua kuliah di Universitas San Francisco dan memiliki pekerjaan berbeda. Baldwin adalah seorang guru bahasa Inggris, Bowker seorang penulis, dan Siegl seorang guru sejarah. Meskipun mereka memiliki banyak kesamaan minat, salah satunya menonjol: mereka semua menyukai kopi dark-roasted.
Starbucks dimulai sebagai kedai kopi spesial kecil di Pike Place Market di Seattle, karena ketiganya ingin kota mereka memiliki akses terhadap kopi enak dan biji kopi berkualitas tinggi. Selama dua tahun pertama, mereka membeli biji kopi hijau dari Alfred Peet, pendiri Peet’s Coffee. Pada tahun 1973, Peet mendorong para pendiri untuk mulai menyangrai kopi sendiri. Dia melatih Jim Reynolds yang menjadi roastmaster Starbucks pada sebagian besar tahun-tahun awalnya.
Untuk nama perusahaannya, para pendiri Starbucks terinspirasi dari pinggir laut Seattle dan novel klasik Moby Dick karya Herman Melville. “Starbuck” adalah teman pertama The Pequod, kapal di Moby Dick.
Pada tahun 1982, Howard Schultz bergabung dengan Starbucks sebagai direktur operasi ritel dan pemasaran. Saat ini Starbucks hanya menjual biji kopi untuk dibawa pulang oleh pelanggan. Perjalanan Schultz pada tahun 1983 ke Milan, Italia merupakan perjalanan yang transformatif – baik bagi perusahaan kopi maupun dirinya sendiri.
Terkesan dengan bar espresso Italia, dia berpikir bahwa ada peluang besar untuk konsep kedai kopi di AS dan ingin Starbucks mencobanya. Akhirnya, Schultz meyakinkan para pendiri Starbucks dan perusahaan tersebut menyajikan Caffè Latte pertamanya pada tahun 1984.
Howard Schultz meninggalkan Starbucks pada tahun 1985 untuk memulai Il Giornale, sebuah bar kopi bergaya Italia yang menawarkan minuman yang terbuat dari biji kopi Starbucks. Dua tahun kemudian, Il Giornale mengakuisisi Starbucks dan mengubah namanya menjadi Starbucks Corporation. Pada tahun yang sama dengan akuisisi Il Giornale, Starbucks membuka toko pertamanya di luar Amerika di Vancouver, Kanada.
Pada tahun 1991, Starbucks menjadi perusahaan swasta AS pertama yang menawarkan opsi saham kepada karyawannya, baik paruh waktu maupun penuh waktu. Penawaran umum perdananya terjadi setahun kemudian pada tahun 1992, dengan harga $17 per saham.
Siapa CEO Starbucks?
CEO Starbucks adalah Laxman Narasimhan, diangkat pada tahun 2023. Howard Schultz bertindak sebagai CEO mulai dari akuisisi Il Giornale tahun 1987 hingga tahun 2000 ketika ia mengundurkan diri untuk fokus pada ekspansi internasional. Ia kembali menjadi CEO pada tahun 2008 hingga 2017 untuk memimpin transformasi perusahaan.
Di bawah ini adalah tabel yang menunjukkan semua CEO Starbucks dan tahun-tahun mereka memimpin perusahaan.
Nama CEO | Periode |
Howard Schultz | 1987-2000 |
Orin Smith | 2000-2005 |
Jim Donald | 2005-2008 |
Howard Schultz | 2008-2017 |
Kevin Johnson | 2017-2022 |
Howard Schultz (sementara) | 2022-2023 |
Laxman Narasimhan | 2023-Sekarang |
Perusahaan Teh, Kopi, dan Minuman Starbucks Lainnya
Starbucks memiliki beberapa perusahaan di industri minuman, termasuk perusahaan teh, kopi, dan air minum kemasan.
Nama perusahaan | Industri | Tanggal Akuisisi |
Perusahaan Kopi Seattle (termasuk Kopi Terbaik Seattle dan Torrefazione Italia) | Kopi | 2003 |
Air Etos | Air botol | 2005 |
Perusahaan Peralatan Kopi (termasuk Clover Brewing System) | Kopi | 2008 |
Evolusi Segar | Jus buah | 2011-2022 |
Tehvana | teh | 2012 |
Pertumbuhan dan Perkembangan Starbucks
Ketika dimulai, Starbucks hanyalah sebuah perusahaan kecil yang menjual biji kopi dan peralatan untuk pembuatan bir rumahan. Saat ini, Starbucks adalah bagian penting dari keseharian jutaan orang Amerika, menawarkan berbagai macam produk, termasuk minuman espresso, teh, coklat panas, kacang kemasan, dan aksesoris seperti cangkir kopi dan merchandise. Selama dekade terakhir, perusahaan ini memperoleh miliaran dolar dari semua produknya, dan minuman merupakan mayoritas pendapatan perusahaan.
Di bawah ini adalah grafik yang menunjukkan bagaimana pendapatan perusahaan tumbuh hingga menghasilkan $19,56 miliar dari minuman pada tahun 2022.
Mari selami kronologi lengkap sejarah Starbucks, yang mencakup tanggal-tanggal penting, peluncuran produk, dan ekspansi global, yang membawa perusahaan ini mencapai merek global seperti sekarang ini.
1971-1986: Masa Awal Starbucks
Pada tahun 70an, toko Starbucks menjual biji kopi yang baru dipanggang di Pasar Pike Place Seattle. Pelanggan datang ke toko untuk membeli biji kopi untuk menyeduh kopinya di rumah. Hal ini berlangsung hingga warga New York Howard Schultz mengunjungi Starbucks di Seattle pada tahun 1981.
Saat itu, Schultz bekerja di perusahaan produk rumah tangga Hammarplast. Dia memperhatikan bagaimana sebuah kedai kopi kecil di Seattle memesan mesin pembuat kopi dalam jumlah yang tidak biasa. Tentu saja ia ingin bertemu dengan para pendirinya dan mencicipi kopinya.
Secangkir kopi pertama yang dia minum di Seattle adalah Sumatra, kopi dark roast yang ditanam di Indonesia. Sejak saat itu, Schultz menjadi kecanduan kopi Starbucks. Dia sangat mencintai perusahaan tersebut sehingga dia bergabung sebagai direktur operasi ritel dan pemasaran pada tahun 1982.
Setahun kemudian, dia melakukan perjalanan ke Milan, Italia, dan mengunjungi bar espresso. Melihat betapa pentingnya kedai kopi di Italia membuat Schultz berpikir bahwa Starbucks kehilangan peluang dalam bisnis kopi. Pada tahun 1984, Starbucks mulai menguji konsep kedai kopi di Seattle. Howard Schultz meninggalkan perusahaan untuk memulai kedai kopi spesialnya sendiri, Il Giornale.
1987-1992: Starbucks Menjadi Kedai Kopi dan Dibuka untuk Umum
Era kedai kopi Starbucks dimulai pada tahun 1987, ketika Il Giornale mengakuisisi perusahaan tersebut. Pada akhir tahun 80an, Starbucks membentuk budaya kopi Amerika dan mengembangkan budaya perusahaannya sendiri. Perusahaan ini mengumumkan tunjangan kesehatan penuh bagi karyawan paruh waktu dan penuh waktu pada tahun 1988. Dua tahun kemudian, pada tahun 1990, perusahaan tersebut menulis pernyataan misi pertamanya:
Pada tanggal 26 Juni 1992, Starbucks go public melalui penawaran umum perdana, mengumpulkan $29 juta. Pada akhir tahun fiskal 1992, perusahaan ini menghasilkan total pendapatan bersih sebesar $103 juta.
1992-2000: Starbucks Mendunia dan Memperluas Produknya
Pada awal tahun 90an, Starbucks memiliki toko di bandara, lokasi drive-thru, dan toko di Los Angeles, New York, dan kota-kota besar lainnya di Amerika Utara. Sudah waktunya untuk memperluas lebih jauh.
Pada tahun 1996, Jepang menjadi negara pertama di luar Amerika Utara yang memiliki lokasi Starbucks. Pada tahun-tahun berikutnya, perusahaan akan terus berekspansi di Asia-Pasifik, Timur Tengah, dan Eropa, dengan toko-toko baru di Singapura, Tiongkok, Selandia Baru, Inggris, dan banyak lagi.
Selain meluncurkan toko baru di seluruh dunia, Starbucks mulai menguji minuman kopi baru, termasuk Frappuccino pada tahun 1995.
Pada tahun 1997, Starbucks meluncurkan The Starbucks Foundation, yang bertujuan untuk mendukung program literasi remaja di AS dan Kanada. Sejak itu, yayasan ini telah aktif di negara-negara lain dimana Starbucks menjalankan bisnisnya.
Merek Starbucks menjadi lebih hadir di web, film, budaya pop, dan toko kelontong. Pada tahun 1998, situs Starbucks, Starbucks.com diluncurkan. Pada tahun yang sama, toko kelontong Amerika mulai menjual minuman kopi Starbucks.
2000-2007: Starbucks Memulai Program Baru
Pada tahun 2000, Howard Schultz mengundurkan diri sebagai CEO untuk fokus pada ekspansi internasional. Orin Smith menjabat sebagai CEO antara tahun 2000 dan 2005, dan Jim Donald antara tahun 2005 dan 2008. Selama periode ini, Starbucks berinvestasi dalam keberlanjutan, pendidikan kopi, dan komunitas lokal. Berikut beberapa inisiatif yang diluncurkannya:
- KAFE. Praktik: Pada tahun 2001, Starbucks mengumumkan Praktik Kopi dan Kesetaraan Petani (C.A.F.E.), yang bertujuan untuk menanam kopi dengan cara yang transparan, menguntungkan, dan berkelanjutan.
- Pusat Dukungan Petani: Sebagai bagian dari program C.A.F.E, Starbucks memperkenalkan pusat dukungan petani pada tahun 2004, dengan peluncuran pertama di San José, Kosta Rika. Bekerja sama dengan petani kopi lokal, ahli agronomi Starbucks membantu meningkatkan kualitas dan keuntungan biji kopi. Pada tahun 2024, Starbucks memiliki sepuluh pusat dukungan petani di Kosta Rika, Guatemala, Rwanda, Tanzania, Kolombia, Tiongkok, Etiopia, Indonesia, Meksiko, dan Brasil.
- Program Master Kopi Starbucks: Sebuah program pelatihan yang melatih barista dan pakar kopi, Program Master Kopi Starbucks dimulai pada tahun 2004. Saat ini, program ini beroperasi dengan nama Starbucks Global Academy.
- Cangkir kopi baru: Pada tahun 2006, Starbucks mencapai terobosan baru dalam industri kopi: cangkir kertas yang mengandung 10% serat daur ulang pascakonsumen.
Antara tahun 1996 dan 2006, Starbucks mengalami pertumbuhan yang sangat pesat, dari 1.000 menjadi 13.000 toko di seluruh dunia.
2008-2012: Starbucks Mengalami Transformasi
Pertumbuhan pesat Starbucks membawa konsekuensi. Mesin espresso otomatisnya yang tinggi membuat pengunjung tidak dapat lagi melihat barista menyiapkan kopi. Pengiriman kopi dari luar negeri alih-alih menggilingnya di toko membuat kopi kehilangan sebagian aromanya. Desain seragam untuk semua toko Starbucks di seluruh dunia menciptakan citra yang membosankan dan bukannya yang ramping.
Semua hal ini ditambah dengan krisis keuangan tahun 2007–2008 menurunkan penjualan toko yang sama untuk pertama kalinya. Jutaan orang tidak mampu lagi pergi ke Starbucks untuk minum kopi.
Pada tahun 2008, Howard Schultz kembali sebagai CEO untuk memimpin transformasi Starbucks dan memfokuskan kembali nilai-nilai inti. Terlepas dari biayanya, Schultz membawa 10.000 manajer toko ke New Orleans untuk Konferensi Kepemimpinan Amerika Utara tahun 2008. Di sana, mereka berbincang tentang transparansi, akuntabilitas, dan kerentanan, yang ternyata menjadi pelajaran kepemimpinan yang berharga.
Untuk maju, Starbucks mengakui kesalahannya dan menciptakan agenda transformasi. Sudah termasuk:
- Memberikan karyawannya alat pelatihan yang lebih baik.
- Meluncurkan produk baru dan minuman kopi.
- Merenovasi desain toko untuk mencerminkan budaya negara tempat mereka berada.
- Memperlambat pembukaan toko di AS.
- Menutup toko Starbucks yang berkinerja buruk.
- Berfokus pada penjualan “Starbucks Experience” dan bukan sekadar kopi.
- Memperlancar proses organisasi perusahaan.
- Membuka lebih banyak toko di seluruh dunia.
Dengan transformasi tersebut, Starbucks mengadopsi pernyataan misi baru:
Jaringan kedai kopi ini juga meluncurkan inisiatif yang berpusat pada pelanggan, termasuk komunitas online pertama My Starbucks Idea (2008), akun media sosial (2008), program loyalitas My Starbucks Rewards (2009), aplikasi iPhone (2009), dan WiFi gratis tanpa batas di toko (2010).
2013-2018: Starbucks Melakukan Inovasi dan Investasi Baru
Dari tur kopi hingga mencicipi kopi premium, Starbucks mulai menawarkan lebih banyak pengalaman minum kopi kepada pelanggannya.
Pada tahun 2013, perusahaan kopi tersebut membeli Hacienda Alsacia, perkebunan kopi pertama dan satu-satunya. Terletak di Kosta Rika, peternakan ini membantu memperkuat upaya pengadaan sumber yang etis serta bertindak sebagai pusat penelitian. Pada tahun 2018, Starbucks mulai menerima pengunjung ke perkebunan, menyelenggarakan tur kopi dalam bahasa Inggris dan Spanyol.
Pengalaman kopi premium lainnya diluncurkan pada tahun 2014, ketika Starbucks membuka Starbucks Reserve Roastery pertama di Seattle. Selama bertahun-tahun, perusahaan meluncurkan roastery cadangan lainnya di Shanghai, Milan, New York, Tokyo, dan Chicago. Howard Schultz menyebut roastery tersebut sebagai “The Willy Wonka of Coffee”, mengacu pada pengalaman kopi seperti pertunjukan yang mereka tawarkan.
Pada tahun 2015, Starbucks mulai menyajikan kopi cold brew di lebih dari 2.800 toko. Pada tahun yang sama, perusahaan ini mencapai tonggak sejarah kopi yang 99% bersumber secara etis, dan menjadi pengecer kopi terbesar yang mencapai hal ini.
2018-2024: Starbucks sebagai Merek Global
Starbucks melanjutkan proyek sosial dan lingkungannya. Mereka berkomitmen untuk mempekerjakan 10.000 Opportunity Youth pada tahun 2018, dan 100.000 orang pada tahun 2020. Dengan meninggalkan sedotan plastik sekali pakai pada tahun 2020, mereka menetapkan target ramah lingkungan yang baru untuk tahun 2025: mengoperasikan 10.000 Toko yang Lebih Ramah Lingkungan di seluruh dunia.
Pada tahun 2022, Starbucks meluncurkan Reinvention Plan, sebuah peta jalan keuangan tiga tahun, yang bertujuan untuk mendorong pertumbuhan penjualan toko tahunan sebesar 7-9%, pertumbuhan pendapatan sebesar 10-12%, dan pertumbuhan EPS non-GAAP sebesar 15-20%. Pada tahun fiskal 2023, jaringan kopi ini meningkatkan penjualan toko globalnya sebesar 8%, sejalan dengan Rencana Penemuan Kembali.
Pada tahun 2024, Starbucks memiliki kapitalisasi pasar sebesar $104,55 miliar, termasuk dalam 150 perusahaan terbesar di dunia. Ia membayar dividen sebesar $0,57 per kuartal per saham.
Terdapat lebih dari 30.000 kedai Starbucks di 80 negara di seluruh dunia, diperkirakan akan mendekati 45.000 kedai pada tahun 2025, dan 55.000 kedai pada tahun 2030. Grafik di bawah menunjukkan laju peningkatan kedai Starbucks antara tahun 2003 dan 2022.
Bekerja di Starbucks
Karyawan Starbucks paruh waktu dan penuh waktu mendapatkan tunjangan termasuk perawatan kesehatan, saham, kontribusi 401(k), cuti berbayar, cuti orang tua, dan diskon di dalam toko sebesar 30%. 64% karyawan yang telah mengulas perusahaan di Glassdoor mengatakan mereka puas dengan perusahaan tersebut, dan 53% mengatakan mereka menyetujui CEO saat ini, Laxman Narasimhan.
Rata-rata, barista Starbucks menghasilkan antara $16 dan $19 per jam di AS. Pembayaran tambahan diperkirakan antara $1 dan $2 per jam, termasuk potensi bonus, saham, komisi, bagi hasil, dan tip. Menurut 41.000 gaji barista yang dikirimkan di Glassdoor, gaji tahunan untuk barista Starbucks di AS adalah $33.000 gaji pokok dan $41.000 dengan gaji tambahan.
Starbucks memiliki total 381.000 karyawan pada tahun 2023. Starbucks terus merekrut karyawan di bidang ritel, korporat, teknologi, manufaktur, distribusi, dan produksi. Beberapa peran ritel yang umum adalah barista, supervisor shift, dan manajer shift. Peluang non-ritel menawarkan peran manajer seperti asisten manajer toko, manajer toko, dan manajer distrik.
Sejarah Logo Starbucks
Tepi laut Seattle menginspirasi para pendiri Starbucks untuk mencari nama-nama yang berhubungan dengan laut. Mereka akhirnya memilih Starbuck, pasangan pertama The Pequod di Moby Dick. Mirip dengan namanya, logo sirene ikonik Starbucks juga mengambil inspirasi dari laut. Menurut Terry Heckler, pencipta logo tersebut, sirene merupakan simbol daya pikat kafein.
Logo pertama Starbucks berwarna coklat, dengan sirene dua ekor memegang ekornya di kedua tangan. Di situ juga tertulis “Starbucks Coffee Tea Spices” di sekeliling sirenenya. Ketika perusahaan Howard Schultz, Il Giornale, mengakuisisi Starbucks pada tahun 1987, logo Il Giornale dan Starbucks digabungkan. Sirene Starbucks mendapat tampilan yang lebih modern, tanda “Starbucks Coffee Tea Spices” diubah menjadi “Starbucks Coffee”, dan latar belakang coklat diubah menjadi warna Il Giornale, hijau.
Pada tahun 1992, ketika perusahaan tersebut go public, logo Starbucks diperbesar pada bagian muka sirene dan ekornya dihilangkan. Akhirnya, pada tahun 2011, perusahaan tersebut menghilangkan tanda “Starbucks Coffee”, karena sirene tersebut kini sudah cukup terkenal untuk berdiri sendiri.
Masa Depan Starbucks
Setelah meluncurkan Reinvention Plan tiga tahun pada tahun 2022, Starbucks memutuskan untuk fokus pada strategi pertumbuhan jangka panjang. Pada akhir tahun 2023, mereka mengumumkan Triple Shot Reinvention with Two Pumps, sebuah rencana dengan tiga prioritas utama, yang membentuk “triple shot” dalam namanya:
- Mengangkat merek Starbucks: Dengan toko-toko yang berorientasi pada tujuan seperti layanan antar-jemput, hanya drive-thru, drive-thru dua sisi, dan hanya pengiriman, perusahaan bertujuan untuk mengoperasikan toko dengan lebih terarah dan memenuhi kebutuhan pelanggan dengan lebih cepat. Perusahaan juga berencana untuk mengembangkan lebih banyak produk dan menambahkan minuman populer ke menu inti.
- Memperkuat penawaran digital Starbucks: Pada tahun 2028, Starbucks menargetkan untuk melipatgandakan 75 juta Anggota Starbucks Rewards. Selain keuntungan dengan Delta Airlines, anggota juga akan mendapatkan keuntungan tambahan dengan lembaga keuangan dan mitra perhotelan. Starbucks juga memperluas mitra bisnisnya ke industri teknologi, berkolaborasi dengan merek seperti Microsoft, Apple, dan Amazon. Di masa depan, mereka akan fokus membina kemitraan ini dan berupaya membangun produk baru untuk Starbucks dengan bantuan mereka. Misalnya, dengan Microsoft, Starbucks berencana menggunakan AI generatif untuk pengembangan dan personalisasi produk.
- Menjadi lebih global: Perusahaan memperkirakan akan memiliki 55.000 toko pada tahun 2030, yang berarti rata-rata pembukaan 8 toko baru per hari. Secara keseluruhan, mereka memperkirakan tiga dari empat toko baru berada di luar Amerika Serikat, dengan fokus khusus di Tiongkok, India, Amerika Latin, dan Asia Tenggara. Di Tiongkok, Starbucks menargetkan memiliki total 9.000 toko pada tahun 2025. Di India, Starbucks berencana membuka 1.000 toko tambahan pada tahun 2028.đ
“Dua pompa” dalam Triple Shot Reinvention with Two Pumps Plan mengacu pada dua strategi yang akan digunakan perusahaan untuk mencapai tiga prioritasnya:
- Menjadi lebih efisien: Untuk menciptakan bisnis yang lebih tahan lama, Starbucks berupaya menghasilkan penghematan sebesar $3 miliar pada tahun 2026. Penghematan ini akan diinvestasikan kembali dan diberikan kepada pemegang saham sebagai imbalan.
- Menumbuhkan budaya mitra: Starbucks menyebut karyawannya sebagai “mitra”, dan ingin meningkatkan “pengalaman mitra” untuk menjadi salah satu perusahaan industri ritel terbaik. Pada akhir FY25, perusahaan memperkirakan pendapatan per jam mitranya di AS akan meningkat dua kali lipat dibandingkan FY20.